Kepulauan
Seribu merupakan salah satu destinasi wisata favorit di daerah Jakarta karena
lokasinya yang indah. Hanya dengan menempuh 1-3 jam perjalanan, masyarakat
sudah dapat menikmati pemandangan laut dan terumbu karang yang indah serta
dapat melakukan aktifitas menyenangkan di pantai, contohnya berenang, snorkeling, memancing, dan bermain
permainan air lainnya. Di Kepulauan Seribu juga terdapat suaka alam marga satwa
Pulau Rambu, tempat untuk membudidayakan penyu.
Kunjungan warga ke Pulau Seribu
sangat tinggi, terutama pada akhir pekan atau hari libur lainnya. Seringkali,
jumlah pengunjung yang datang melebihi kapasitas kapal pengangkut penumpang.
Hal ini menunjukan bahwa masyarakat sangat tertarik dengan keindahan Kepulauan
Seribu.
Selain pemandangan dan permainan
air, terumbu karang juga merupakan objek wisata yang menarik pengunjung untuk
datang ke Kepulauan Seribu. Banyak wisatawan asing yang sengaja datang ke
Kepulauan Seribu untuk snorkeling menikmati pemandangan bawah lautnya. Kepulauan Seribu sangat cocok bagi pemula
snorkeling karena terletak diteluk jakarta sehingga memiliki pemandangan bawah
laut yang begitu mempesona dan menakjubkan.
Terumbu
karang memiliki fungsi lain selain untuk objek wisata, fungsi lain dari
ekosistem terumbu karang menurut Winarso & Hasyim (1996) adalah sebagai
pelindung pantai, tempat bermain, mencari makan, dan berlangsungnya siklus
biologis, kimiawi, dan fisik dari biota yang tinggal di ekosistem tersebut.
Karang juga dapat digunakan sebagai bahan obatobatan seperti rangka kapur yang
digunakan dalam operasi tulang.
Karena
terumbu karang memiliki banyak fungsi, maka pada Kepulauan Seribu sering
diadakan penilitian untuk memastikan terumbu karang tetap terjaga dan tetap
berkembang. Diharapkan dengan terumbu karang yang tetap terjaga dapat
meningkatkan populasi ikan di Kepulauan Seribu.
Tetapi
sayangnya, pada kenyataannya kehidupan terumbu karang terancam oleh
aktifitas-aktifitas menusia seperti pencemaran, pembangunan resort atau jalan
serta penangkapan ikan dengan bom dan racun. Ekosistem
terumbu karang mempunyai potensi ekonomi yang sangat besar. Hal ini mendorong
masyarakat mengambil sumberdaya yang terdapat pada terumbu
karang secara berlebihan
(over exploitation) serta kurangnya memperhatikan tentang
kaidah-kaidah konservasi terumbu karang. Adanya asumsi bahwa
sumberdaya yang berada di alam, termasuk ekosistem terumbu karang adalah milik
bersama (common property), sehingga
bila tidak dimanfaatkan sekarang, maka akan dimanfaatkan orang lain (tragedy of common)
di masa depan. Asumsi tersebut menyebabkan banyaknya orang yang berlomba-lomba
untuk memanfaatkan terumbu karang. Tetapi sayangnya mayoritas masyarakat yang
mengeksploitasi terumbu karang menggunakan racun cyanida, bahan peledak, muro
ami, dan bubu yang merusak ekosistem terumbu karang.
Selain kegiatan manusia, terdapat kegiatan lain yang dapat merusak
terumbu karang. Menurut hasil penelitian anggota Yayasan Terumbu Karang
Indonesia (Terangi), pada tahun 2013, kondisi terumbu karang terparah berada di
Pulau Panjang karena adanya landasan pacu pesawat Cesna. Hal tersebut
menyababkan terumbu karang di sekelilingnya mati. Hanya tersisa tutupan karang
hidup sebesar 1%.
Kemudian, terdapat juga 13 sungai yang bermuara di Kepulauan seribu.
Sungai-sungai ini membawa berton-ton limbah yang mencemari air di Kepulauan
Seribu. Saat terjadi banjir di Jakarta, air banjir tersebut juga akan mengalir
ke sungai yang bermuara di Kepulauan Seribu. Hal ini mengakibatkan banyak ekosistem
yang rusak.
Berdasarkan
hasil riset anggota Yayasan Terumbu Karang Indonesi (Terangi), kondisi tutupan
karang hidup di Kepulauan Seribu termasuk kategori sedang, dengan presentase
tutupan karang hidup antara 27%-30%. Jika tidak dikelola dengan baik, maka akan
semakin banyak terumbu karang yang rusak dan dapat mengakibatkan rusaknya
ekosistem laut di Kepulauan Seribu.
Kerusakan
terumbu karang ini mempuyai dampak yang sangat merugikan yaitu sebagai berikut:
a. Hilangnya
Tempat Hidup dan Berkembang Biak Biota Laut
Ikan di laut dan hewan lainya seperti
penyu, kerang, cumi-cumi, bintang laut dan teripang memanfaatkan terumbu karang
sebagai tempat bertelur dan berkembang serta tempat berlindung. Terumbu karang
memiliki banyak ruang dimana ikan dan hewan kecil lainya bisa bersembunyi dari
mangsa. Sehingga tempat ini adalah tempat ideal bagi biota laut untuk
berkembang biak. Bila tidak ada terumbu karang maka hewan laut akan
kehilangan tempat berkembang biak sehingga dapat terancam kelestariannya dan
kekayaan laut.
b. Berkurangnya
Jumlah Ikan
Karena kehilangan tempat tinggal maka
akan berpengaruh pada berkurangnya ikan. Berkurangnya ikan maka akan
berpengaruh pada hasil tanggakan nelayan yang akan puka berpengaruh pada
berkurangnya pendapatan. Bila berlanjut kondisi ini akan menyebabkan kemiskinan
bagi para nelayan.
c. Hilangnya
Pendapatan dari Pariwisata
Terumbu karang adalah tempat wisata
yang banyak dikunjungi karena keindahannya. Kegiatan wisata ini memberi sumber
pendapatan bagi warga sekitar. Rusaknya terumbu karang akan membuat penurunan
pengunjung yang mengakibatkan pendapatan masyarakat sekitar dari pariwasa turun
bahkan hilang.
d. Tidak
Terlindungnya Pantai dari Gelombang Laut
Terumbu karang membentuk pembatas
alami yang dapat menahan dan memecah gelombang. Hal ini bermanfaat saat terjadi
hurikan, topan atau tsunami. Gelombang besar akan terpecah sebelum mencapai
pantai sehingga dapat mengurangi dampak bencana yang akan terjadi. Jika tidak
ada terumbu karang maka pantai akan terancam abrasi atau pengikisan akibat gelombang
laut, terutama saat terjadi bencana besar.
Untuk mengurangi dampak-dampak
tersebut maka dilakukan beberapa metode pemulihan terumbu karang, yaitu sebagai
berikut:
a. Metode Biorock
Metode Biorock
adalah metode pemulihan terumbu karang yang menggabungkan teknologi dan
keterlibatan masyarakat. Biorock menggunakan listrik bertegangan rendah untuk
mempercepat dan memperkuat pertumbuhan karang, serta melibatkan penyelam untuk
melakukan perawatan karang dan memastikan Biorock tetap berfungsi dengan baik.
b. Strategi Pengelolaan Melalui Analisis
SWOT
Menurt Ika Yusnita
(2014), berdasarkan analisis dampak kerusakan dari kegiatas fisik wisatawan
didapatkan hasil analisis melalui SWOT sebagi berikut:
1.
Penetapan/pengaturan
spot wisata divingdansnorkelingdisesuaikan dengan karakteristik jenis terumbu
karang, daya dukung kawasan, serta tingkat keahlian menyelam wisatawan
2. Koordinasi para pemangku kepentingan
dan stakeholder dalam pemanfaatan sumberdaya laut khususnya ekosistem terumbu
karang
3. Peningkatan pengawasan terhadap
pemanfaatan sumberdaya laut, khususnya ekosistem terumbu karang
c. Transplantasi Karang
Transplantasi merupakan teknik penanaman karang baru dengan
metode fragmentasi, dimana benih karang diambil dari suatu induk. Transplantasi
karang memiliki tujuan untuk mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak
atau untuk memperbaiki daerah terumbu karang yang rusak, terutama untuk
meningkatkan keragaman dan persen penutupan (Hariot dan Fisk, dalam Departemen
Kelautan Perikanan 2002). Metode transplantasi Karang ini telah
diterapkan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu sejak tahun 2012. Kegiatan ini
dilakukan oleh masyarakat sekitar bersama dengan yayasan Terangi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Faktor Kerusakan.
https://kvp2131tika.wordpress.com/coral/faktor-kerusakan/. Diakses pada 15
Maret 2018.
Anonim. 2015. Kondisi Ekosistem
Terumbu Karang di Kepulauan Seribu Memprihatinkan.
https://news.detik.com/berita/d-2229796/-kondisi-ekosistem-terumbu-karang-di-kepulauan-seribu-memprihatinkan.
Diakses pada 4 Maret 2018
Anonim. 2016. Terumbu Karang Pulau
Seribu. http://www.plimbi.com/article/165595/terumbu-karang-pulau-seribu.
Diakses pada 17 Maret 2018
Diahviolin.
2014. Jelaskan dampak dari kerusakan terumbu karang.
https://brainly.co.id/tugas/163252. Diakses pada 17 Maret 2018
Johan, Ofri. 2004. Kondisi Ekosistem
Terumbu Karang Sebagai Sumber Daya Perikanan di Kepulauan Seribu, Jakarta.
Jakarta: Badan Riset Kelautan dan Perikanan
Karissa, P Tasya. 2017. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu Kembali Berkomitmen
Pulihkan Kerusakan Terumbu Karang dengan Metode Biorock.
http://www.biorock-indonesia.com/taman-nasional-laut-kepulauan-seribu-kembali-berkomitmen-pulihkan-kerusakan-terumbu-karang-dengan-metode-biorock/.
Diakses pada 17 Maret 2018
Rachman T, Sukmaraharja Aulia. 2012.
Kegiatan Transplantasi Karang di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. https://sukmaraharja.wordpress.com/2012/05/16/kegiatan-transplantasi-karang-di-pulau-pramuka-kepulauan-seribu/.
Diakses pada 18 Maret 2018
Yusnita, Ika. 2014. Kajian Potensi
Dampak Wisata Bahari Terhadap Terumbu Karang di Kelurahan Pulau Panggang,
Kepulauan Seribu. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar